Selasa, 30 Oktober 2012


PEMAHAMAN KERAMIK INDONESIA


Jaman Penjajahan Belanda
Teknologi pembuatan keramik dapat dikatakan mulai berkembang dengan didirikannya Laboratorium Keramik atau “Het Keramische Laboratorium” pada tahun 1922 di Bandung. Fungsi utama laboratorium ini sebagai pusat penelitian bahan bangunan seperti bata, genteng, saluran air dan sebagainya yang terbuat dari tanah liat. Selain itu mengembangkan  teknologi glasir untuk barang gerabah halus yang disebut dengan ‘aardewerk’. Pusat penyuluhan bidang keramik sasarannya pada kehidupan gerabah pedesaan saja. Masyarakat kota belum banyak mengenal keramik bakaran tinggi pada masa itu, dan lebih suka menggunakan barang impor dari negeri China atau Eropa.


Jaman Pendudukan Tentara Jepang
Dengan masuknya tentara Jepang , pabrik keramik di Bandung telah diubah namanya menjadi “Toki Shinkenjo”. Laboratorium ini berfungsi sebagai balai penelitian yang meneliti dan mengembangkan serta memproduksi barang-barang keramik dengan suhu bakar tinggi. Produknya antara lain: bata tahan api, botol sake, dan sebagainya. Barang-barang tersebut dibuat untuk keperluan bala tentara Jepang di Indonesia.

Jaman Pemerintah Republik Indonesia
Sejak pemerintahan dipegang pemerintah republik Indonesia, maka “Toki Shinkenjo” berubah nama menjadi Balai Penyelidikan Keramik (BPK), dalam operasionalnya dilengkapi dengan alat-alat pengujian dan alat-alat produksi yang lebih modern. Fungsi dan tugas BPK semakin berkembang, tidak hanya berporduksi barang-barang keramik, gelas, isolator listrik tetapi juga aktif melakukan kegiatan penelitian barang-barang mentah keramik hasil temuan bahan keramik di beberapa tempat. Dengan diketemukannya bahan-bahan mentah yang melimpah seperti kaolin, felspard, kwarsa dan sebagainya. maka sejak tahaun 1960-an bermunculan pabrik-pabrik keramik dibebebrapa kota. Produknya pun bermacam-macam seperti produk gerabah, stoneware dan porselin, jenis produksinya antara lain peralatan makan dan minum, benda hias, barang tahan api, bata tahan api, alat-alat teknik, gips, email, dan keramik bahan bangunan. Sekitar tahun 1969 BPK mencoba mengembangkan apa yang disebut dengan keramik ‘biru putih’ yaitu imitasi keramik China yang pembakarannya pada suhu 1300 derajat celcius. Dengan diperkenalkanya produk ala China ini maka banyak perusahaan lain di kota Bandung memproduksinya; seperti pabrik keramik di Kiara Condong, pabrik keramik Tanah Agung di kota Malang, serta pabrik keramik di Plered-Purwakarta. Produk keramik dengan corak biru putih tersebut ternyata banyak penggemarnya. Pada masa Pelita ke dua munculah harapan-harapan baru untuk penggunaan benda keramik di hotel-hotel di Jakarta dan di kota-kota lain.
Benda keramik tersebut berupa peralatan makan, hiasan dan tempat bunga. Kemudian berlanjut ke masyarakat kota yang mulai terbiasa menggunakan benda-benda keramik dan sedikit demi sedikit munculah keinginan benda tersebut sebagai kebutuhan rumah tangga.
Kehidupan dunia keramik mulai bangkit dan tumbuhnya perusahaan kecil dan menengah yang bergerak dibidang keramik seperti terdapat di Bandung, Plered-Purwokweto, Klampok, Bayat-Klaten, Malang, Yogyakarta dan lainnya daerah di luar Jawa. Dengan perjalanan waktu, dan dengan adanya pendidikan tinggi seni rupa seperti ITB Bandung, ASRI (ISI) Yogyakarta, ASTI (ISI) Surakarta dan universitas lainnya mulai menelurkan seniman akademisi keramik yang turut menghidupkan dunia keramik saat ini. Namun, ditengah kemajuan industri keramik dunia, industri keramik Indonesia belum mengalami kemajuan yang signifikan walaupun kemajuan dalam bidang keramik ini sudah menjadi tuntutan pasar. Hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana, berupa alat-alat untuk mengembangkan industri keramik itu termasuk mahal. Selain
itu teknologi yang adapun sulit didapat. Sebab bahan-bahan untuk keramik maju harus bahan yang lebih murni. Tetapi usaha-usaha untuk mengembangkan industri keramik, berupa penelitian-penelitian tetap dilakukan, kegiatan seperti ini telah menjadi kegiatan rutin seperti Balai Besar Keramik di Bandung, juga kegiatan-kegiatan pengembangan desain untuk benda keramik di industri seperti di Sango Semarang, industri keramik di Tangerang dan di industri lainnya. Dari hasil pembinaan dan bimbingan dari pemerintah dan pihak terkait, baik produktivitas dan variasi bentuk juga pengalaman perajin semakin meningkat. Perkembangan dari bentuk produk keramik yang masih melekat ciri khas dari masing-masing daerah semakin menarik dan memperkaya hasil budaya bangsa. Perkembangan dunia pariwisata yang makin maju memberikan dampak yang sangat bagus bagi perkembangan keramik.
Seni keramik Indonesia yang berada di pusat-pusat industri padat modal terutama keramik pakai massal mengalami perkembangan sesuai dengan  konsumsi atau kebutuhan masyarakat yang telah maju sudah tidak terelakkan lagi, juga untuk tujuan ekspor. Demikian pula dengan seni kerajinan dan industri kecil sesuai dengan kemajuan tingkat perekonomian dan apresiasi masyarakat serta sudah  memasuki pasaran internasional.
                Akan tetapi, seni keramik murni dan kreatif Indonesia tidaklah tumbuh di pusat-pusat industri dan keramik tradisional, melainkan datang dari kalangan keramikus yang berlatarbelakang pendidikan akademis dan seniman seni rupa. Di samping itu keberadaannya hanya di kota-kota besar saja, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Solo, Malang dan Denpasar-Bali. Kebanyakan dari mereka menolak karyanya menjadi benda pakai dan seringkali menyebutnya sebagai “keramik kreatif” atau “keramik ekspresi”. Sebagai yang tergolong seni keramik murni, para penciptanya mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Pengungkapan seni secara bebas dan tidak terikat  oleh kegunaan  atau fungsi pakai tertentu. Karya-karya seniman keramik ini berdiri sendiri dan mempunyai daya tarik sendiri serta eksistensi sendiri pula. Penilaiannya tentu sangat relatif, subyektif dan individualis serta tak terukur. Sehingga kini pameran keramik jenis ini sangat langka dan perlu didorong untuk mengimbangi perkembangan kehidupan yang memasuki era global agar tidak ketinggalan dengan negara maju lainnya di Dunia.


nb: bagi mahasiswa UNESA SRA 2011 dilarang copy paste di sini ya :P

0 komentar:

Posting Komentar

 
;